Jumat, 07 Januari 2011

makalah peran perpustakaan sekolah

Peranan Perpustakaan Madrasah terhadap Mutu Pendidikan di MI IMAMI Kepanjen

Studi di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Imami

Jl. Sultan Agung no.23 Kepanjen Kabupaten Malang


TAHUN AKADEMIK 2009 / 2010


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.

Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan

1.2 Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul makalah ini “Pengaruh Perpustakaan Madrasah terhadap Mutu Pendidikan di MI IMAMI Kepanjen”, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan fungsi serta sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program tersebut.

Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di MI IMAMI Kepanjen?

2. Bagaimana cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di MI IMAMI Kepanjen?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui seberapa besar peran perpustakaan sekolah dalam mendukung pelaksanaan program pendidikan yang ada di sekolah dan mengetahui hal-hal apa sajakah yang dapat dilakukan perpustakaan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis

Ø Dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Ø Dapat dijadikan dasar acuan untuk membangun ilmu pengetahuan.

1.4.2 Secara Praktis

Ø Hasil balikan (feed back) dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai saran bagi guru,orang tua, stake holders, pimpinan yang terkait serta yayasan untuk membangun dan meningkatkan mutu proses pembelajaran di sekolah.

Ø Berbagai faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan proses pembelajaran yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi kepala sekolah, guru,pimpinan yang terkait dan pihak-pihak yang berkepentingan, agar mereka dapat meminimalisasi berbagai hambatan yang ada, dan berusaha memanfaatkan faktor-faktor pendukung untuk meningkatkan mutu pendidikan di MI IMAMI Kepanjen

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Perpustakaan

Sebelum penulis mengemukakan pengertian perpustakaan sekolah terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian perpustakaan secara umum.

Tinjauan ini dapat kita kihat dari dua segi, yaitu:

1. Pengertian menurut bahasa

Dalam bahasa Indonesia istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata dasar pustaka ditambah awalan “per” dan akhiran ”an”. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia perpustakaan diartikan sebagai “kumpulan buku-buku (bahan bacaan, dsb).”

- Dalam bahasa Inggris disebut “library yang berarti perpustakaan.

- Dalam bahasa Arab disebut ” al maktabah” yang berarti tempat menyimpan buku-buku.

2. Pengertian menurut istilah

- Menurut IFIA (International Federation of Library Associationsand Institutions)

Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai.

- Menurut Sutarno NS, M. Si

Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemekian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pembaca.

- Adjat Sakri dkk

Perpustakaan adalah lembaga yang menghimpun pustaka dan menyediakan sarana bagi orang untuk memanfaatkan koleksi pustaka tersebut.

- C. Larasati Milburga, dkk

Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan pengertian perpustakaan sesecara umum adalah suatu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi pustaka baik buku-buku ataupun bacaan lainnya yang diatur, diorganisasikan dan diadministrasikan dengan cara tertentu untuk memberi kemudahan dan digunakan secara kontinyu oleh pemakainya sebagai informasi.Untuk lebih dapat memahami pengertian perpustakaan sekolah maka terlebih dahulu kita mengacu kepada jenis-jenis perpustakaan.

Dalam lampiran keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tertanggal 11 Maret

No. 0103/0/1981 jenis-jenis perpustakaan meliputi:

a. Perpustakaan Nasional

Berkedudukan di ibukota negara, berfungsi sebagai perpustakaan defosit nasional dan terbitan asing dalam ilmu pengetahuan sebagai koleksi nasional, menjadi pusat bibiografi nasional, pusat informasi dan referensi serta penelitian, pusat kerjasama antar perpustakaan di dalam dan di luar negeri.

b. Perpustakan Wilayah

Berkedudukan di ibukota provinsi, sebagi pusat kerja sama antar perpustakaan di wilayah provinsi, menyimpan koleksi bahan pustaka yang menyangkut provinsi,semua terbitan di wilayah, pusat penyelenggaraan pelayanan referensi, informasi dan penelitian dalam wilayah provinsi menjadi unit pelaksana teknis pusat pembinaan perpustakaan.

c. Perpustakaan Umum

Menjadi pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi bagi seluruh lapisan maysrakat.

d. Perpustakaan Keliling

Berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum.

e. Perpustakaan Sekolah

Berfungsi sebagi pusat kegiatan kegiatan belajar-mengajar, pusat penelitian sederhana, pusat baca, guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi.

f. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Berfungsi sebagai sarana kegiatan belajar-mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan

Tinggi.

g. Perpustakaan Khusus/Dinas

Berfungsi sebagai pusat referensi dan penelitian serta sarana untuk memperlancar tugas pelaksanaan instansi/lembaga yang bersangkutan.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara sistematis untuk digunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk memperkembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun mereka yang dididik di sekolah tersebut.

B. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Pemakai perpustakaan sekolah terbatas, yakni para siswa, guru dan karyawan sekolah yang bersangkutan. Dengan pengadaan bahan pustaka yang menunjang kurikulum, diharapkan para siswa mendapat kesempaten untuk mempertinggi daya serap dan penalaran dalam proses pendidikan, sedangkan kepada guru diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuannya dalam kegiatan mengajar. Demikian pula bagi para karyawan bukan guru, perpustakaan dapat membantu mereka untuk lebih menghayati tugasnya masing-masing di lingkungan pendidikan sehingga semakin dapat berperan serta. Dengan demikian pengetahuan yang memadai, orang dapat tidak merasa rendah diri, sekaligus dari perpustakaan itu mereka juga memperoleh hiburan

yang sehat. Jadi tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala pengetahuan guru/karyawan dalam lingkungan pendidikan.

Ada beberapa fungsi perpustakaan sekolah, yaitu:

a. Membantu para siswa melakukan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas.

b. Memupuk daya kritis siswa.

c. Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa dengan adanya berbagai buku tentang keterampilan-keterampilan yang meningkatkan daya kreasi siswa.

d. Tempat untuk melestarikan kebudayaan. Adanya koleksi-koleksi karya sastra dan budaya dari masa ke masa, siswa dapat mempelajari dari perpustakaan.

e. Sebagai pusat penerangan. Berbagai informasi-informasi perkembangan zaman sebagai penerangan bagi siswa untuk berpijak pada zamannya.

f. Menjadi pusat dokumentasi. Berbagi dokumen-dokumen sekolah baik dari hasil karya siswa ataupun dokumen lainnya yang berharga untuk dikenang dan diketahui para siswa tahun-tahun berikutnya bahkan bisa menjadi pendorong untuk maju.

g. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita fiksi yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan setelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas. Masuk perpustakaan dan membaca bacaan segar merupakan rekreasi yang sehat dan tetap mendidik.

C. Pentingnya Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajarmengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi sehat di sela-sela kegiatan belajar.

Perpustakaan sekolah sangat bermanfaat dalam menunjang penyelenggaraan dan proses belajar mengajar. Oleh karena itu pada prinsipnya setiap sekolah diwajibkan menyediakan perpustakaan,dan perpustakaan merupakan bagian dari kegiatan sekolah. Keberadaan perpustakaan di suatu lembaga pendidikan adalah tepat sekali karena dapat membantu dan meningkatkan tugas para pendidik dan juga membantu siswa dalam studinya. Bahan koleksi yang bermacam-macam yang disusum secara sistematis ditambah lagi lengkapnya fasilitas yang tersedia serta mendapat pelayanan yang baik, maka akan membangkitakn minat siswa

yang tinggi untuk memanfaatkan perpustakaan sehingga ia tidak akan menyianyiakan waktu kosong mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, misalnya minat siswa-siswa yang cerdas yang pada gilirannya akan tercapai tujuan pendidikan yang dikehendaki.

Untuk mencapai tujuan tersebut akan banyak tergantung pada bagaimana belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Semakin tinggi tingkat aktivitas belajar siswa semakain tinggi pila tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan siswa yang diharapkan berhasil, karena aktivitas belajar akan alebih efesien bila jelas tujuan yang akan dicapai.

Sesuai dengan konsep pendidikan sekarang, interaksi belajar mengajar bukan hanya bertumpu pada guru sebagai sumber belajar, namun pendidikan sekarang menghendaki keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dengan kata lain siswa bukan hanya sebagai objek tetapi ia juga harus sebagai subjek yang ikut ambil bagian dalam interaksi belajar yang berlangsung.

Dengan demikian adanya aktivitas dalam belajar adalah merupakan hal yang penting seperti dikatakan oleh Sardiman A.M. bahwa:

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Aktivitas belajar tersebut bukan hanya menerima pelajaran yang diberikan untuk dihafal, namun pengetahuan yang didapatnya tersebut dapat dikembangkan dalam tingkat aktivitas yang lebih bervariasi sebagi kemampuannya untuk mengeluarkan pendapat, merumuskan, menganalisa, dan lain-lain.

Tentunya untuk mendukung semua itu perpustakaan sekolah adalah merupakan sarana yang tepat karena dari perpustakaan tersebut siswa dapat menggali sumber pengetahuan dan informasi-informasi lainnya dari bukubuku yang tersedia, dengan membaca buku akan didapat pengetahuan dan informasi yang tiada habis-habisnya digali, dan ia dapat menjembatani antar

manusia, tempat dan waktu.

Fungsi perpustakaan ternyata bukan hanya berlaku pada zaman jauh sebelum dijalankan sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad Syalabi bahwa “Perpustakaan Sabur Ibnu Ardasyir (meninggal tahun 416 M) adalah sebagai tempat pertemuan para alim ulama, di situ mereka membahas dan berdiskusi.”14

Sedangkan menurut Mahmud Yunus dalam buku Sejarah Pendidikan mengatakan:

Perpustakaan menurut sistem ulama Islam bukan saja tempat membaca, membahas, dan menyelediki bahan, juga tempat belajar barkhalaqah seperti di mesjid. Perpustakaan adalah sebagai institut ilmu pengetahuan masa sekarang, disamping usaha memberi kesempatan kepada umum untuk membaca buku-buku dalam perpustakaan itu.

Dengan demikian ternyata perpustakaan sekolah itu sangat bermanfaat terhadap kelancaran proses belajar mengajar di sekolah terutama dalam menunjang aktivitas belajar siswa, sehingga aktivitas belajarnya dapat berjalan dengan lancar dengan adanya perpustakaan sekolah.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap pemanfaatan perpustakaan sekolah adalah:

1. Minat Siswa

Faktor minat siswa sangat menentukan terhadap pemanfaatan perpustakaan sekolah, karena siswa ada kesadaran pribadi siswa sebagai pendorong jiwanya untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah demi kelancaran studinya, seperti dikatakan Sardiman A.M :

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang.Dengan adanya minat siswa terutama dalam hal membaca buku-buku yang tersedia di perpustakaan sekolah maka dengan sendirinya perpustakaan sekolah tersebut turut membantu terhadap kelancaran aktivitas belajar siswa itu. Karena bagaimanapun lengkap dan baik sarana dan fasilitas yang ada pada perpustakaan sekolah tidak akan bermanfaat sebagaimana yang diinginkan kalau tidak ada minat siswa untuk memanfaatkannya terutama minat baca siswa terhadap buku-buku perpustakaan.

2. Tenaga Pengelola

Faktor ini sangat memegang peranan yang sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah perpustakaan. Oleh karena itu untuk membuat perpustakaan bermanfaat sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuannya. Maka para pengelola, penyelenggara bisa menyadari akan kepentingan dan

kedudukan perpustakaan bagi pelajar, memahami kepoerluan siswa dan kemudian menguasai liku-liku kegiatan dan teknik pekerjaan perpustakaan itu sendiri. Seperti dikatakan oleh Larasati Milburga, dkk bahwa, “Seorang pengelola perpustakaan tidak cukup hanya dibekali keahlian teknis dan pengetahuan yang memadai tentang ilmu keperpustakaan, melainkan harus memiliki kemampuan mental tertentu.

Seorang petugas perpustakaan harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pengelolaan perpustakaan agar misi yang ditanggung oleh perpustakaan dapat dicapai.Maka sungguh diharapkan bahwa seorang petugas perpustakaan pertama-tama adalah pencinta buku, atau terlebih lagi pencinta ilmu pengetahuan.

Kecintaan akan buku dan ilmu pengetahuan akan membuat orang antusias untuk terus menambah koleksi, mengusahakan agar semakin banyak orang bisa menikmati dan menggunakannya, mengusahakan orang yang membutuhkan informasi dengan mudah dan dengan segera menemukan yang dibutuhkannya. Seorang pustakawan yang sejati tidak akan senang melihat ruang perpustakaan sunyi, sepi dan buku-buku perpustakaan rapi dan teratur dan bersih yang berarti tidak pernah dimanfaatkan.

Pada umumnya pengelola perpustakaan di sekolah diserahkan kepada salah seorang guru yang diberi tanggung jawab pengelola perpustakaan disamping tugas mengajarnya yang utama. “Pengelola perpustakaan sekolah adalah seorang guru yang ditugaskan oleh kepala sekolah dan tugasnya bukan sekedar menjaga buku tetapi seluruh kegiatan perpustakaan harus dapat dilaksanakannya seperti seorang pustakawan. Untuk menjadi pustakawan perlu memenuhi persyaratan tertentu, antara lain menguasai kurikulum sekolah dengan kegiatan perpustakaan. Guru pustakawan hendaknya mampu menyebarluaskan misi dan pencapaian tugas perpustakaan serta membina dan meningkatkan minatbaca siswa.

Dengan adanya kecakapan dan pengetahuan serta moral para pengelola perpustakaan sekolah, maka dengan sendirinya pengelolaannya juga akan baik sehingga akan menunjang terhadap kelancaran proses belajar di sekolah.

3. Koleksi Perpustakaan

Keadaan koleksi perpustakaan sebenarnya erat kaitannya dengan maksud didirikannya perpustakaan sekolah yaitu seperti yang dikatakan oleh C. Larasati Milburga, dkk bahwa: “Perpustakaan sekolah ialah berusaha memberikan pelayanan kepada sekolah agar kegiatan belajarmengajar yang digariskan di dalam kurikulum dapat berjalan dengan lancar”. Sesuai dengan maksud itulah maka tentunya perpustakaan harus dapat menyediakan segala keperluan peralatan yang menunjang pengajaran yang dilaksanakan di sekolah baik berupa buku-buku pegangan, buku-buku pelengkap dan sebagainya maupun bahan-bahan pengajaran lainnya seperti alat peraga. Mengenai koleksi yang berupa buku, maka suatu perpustakaan sekolah paling tidak memerlukan buku-buku pegangan wajib murid, bukubuku pelengkap pelajaran murid dan buku-buku pegangan bagi guru dalam mengajar.

Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan harus dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca yang dalam hal ini adalah murid-murid.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk koleksi perpustakaan selain buku-buku adalah majalah, surat kabar, kliping, bahan-bahan stensilan, pamplet-pamplet dan alat peraga lainnya seperti globe, peta dan sebagainya. Mengenai keadaanya juga harus ditempatkan pada tempatnya dan murid mudah terlihat serta telah diinventarisir sebelum digunakan. Bagi sekolah yang bonafit seperti kebanyakan di negara-negara maju maka perpustakaan telah menggunakan hasil-hasil teknologi tinggi sebagai koleksi perpustakaan seperti micro film, slide proyektor. Movie proyektor, selain buku-buku. Namun yang penting bagi perpustakaan sekolah adalah menyediakan buku-buku wajib (paket untuk murid), buku-buku pelengkap pelajaran, ada buku pegangan guru (paket untuk guru), dan bahan-bahan pengajaran lainnya yang dapat mencukupi kebutuhan dan kepantingan bagi lancarnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah tersebut.Yang perlu diperhatikan adalah memilih koleksi pustaka, karena tidak semua buku penunjang pendidikan yang diharapkan tercapai, Bahkan tidak jarang terdapat buku-buku yang justru menghambat proses pendidikan yang hendak dicapai itu.

Di sinilah perlu kerja sama yang erat antara petugas perpustakaan dengan para guru terutama buku-buku yang hendak diadakan menyangkut bidang studi. Dengan cara ini pemilihan koleksi akan lebih objektif dan efesien.

4. Motivasi Guru

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Menurut Mc. Donald seperti dikutip oleh Sardiman A.M. motivasi adalah “perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Ada dua jenis motivasi, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Jenis motovasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemampuan sendiri.

b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Sehubungan dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah, maka motivasi guru adalah merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi, karena tanpa adanya motivasi yang diberikan oleh guru untuk memanfaatkan perpustakaan dalam aktivitas belajarnya siswa akan terpacu untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Motivasi guru ini perlu diperhatikan, karena untuk membangkitakan atau menggairahkan siswa tehadap perpustakaan

diperlukan bantuan guru, seperti yang dikatakan oleh Conny Semiawan, dkk “Guru hendaknya berperan sebagai pendorong, motivasi, agar motifmotif positif dibangkitkan dan atau ditingkatkan dari dalam diri anak”.

Motivasi yang diberikan oleh guru di sini bukan hanya dalm membangkitkan gairah siswa terhadap pepustakaan, namun juga bisa diberikan dengan penugasan yang mengharuskan mereka memanfaatkan bahan perpustakaan juga memberikan motivasi untuk gemar membaca.

5. Gedung dan Fasilitas Perpustakaan

Mengenai keadaan gedung perpustakaan ini yang harus diperhatikan adalah letak, jumlah ruangan dan tata ruangannya, yang perlu diperhatikan untuk mendirikan perpustakaan sekolah yaitu:

- Letak

Perpustakaan berada di tengah-tengah tempat berlangsungnya kegiatan sekolah, sehingga mudah dicapai dari segala arah.

- Konstruksi/ keadaan gedung

Mampu menahan berat perabot dan isinya, tahan api dan tahan bakar, cukup banyak celah untuk memungkinkan memberi penerangan secara alamiah dan tanpa banyak tiang serta penyekat.

- Pengaturan ruangan

Tergantung dari laus serta bentuk ruangan, dan demi kemudahan pelayanan, tetapi haruslah diperhatikan juga segi-segi arsistik, kenyamanan ventilasi, kesegaran ruangan dan keasriannya.

Selain gedung, fasilitas perpustakaan sekolah merupakan hal yang penting, yang diamksudkan adalah segala perkakas yang digunakan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah selain buku-buku dan bahan pustaka. Perlengkapan atau fasilitas ini meliputi rak buku, rak surat kabar,

rak majalah, kabinet gambar, meja sirkulasi, lemari atau kabinet katalog, papan display, papan pengumuman, kotak pita-pita kaset, meja baca dan perlengkapan lainnya yang digunakan secra tidak langsung. Selain kelengkapan fasilitas perpustakaan sekolah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah penataan ruangan perpustakaan sehingga memberikan kelancaran bagi pengelola dalam menyelenggarakan perpustakaan, juga pemakai perpustakaan pada umumnya. Dengan demikian maka keadaan gedung serta fasilitas perpustakaan ini juga turut menunjang terhadap kelancaran aktivitas belajar siswa karena siswa mudah untuk memanfaatkannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, 1988.

Nadjib Zuhdi. Kamus Lengkap Praktis 20 Juta Inggris Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya,

1993.

Zaid Husein Al Hamid. Kamus Al-Muyassar Arab-Indonesia. (Pekalongan: 1982.

Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdikbud,

2003.

Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.

Soetminah. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta:

Kanisius,1992.

Larasati Milburga, et al. membina Perpustakaan sekolah. Yogyakarta: Kanisius,

1991

Agus Soejanto. Bimbingan Ke Arah Belajar Yang Sukses. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Pedoman Bagi Guru dan

Calon Guru). Jakarta: Rajawali Press, 1988

Ahmad Syalabi. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Ridakarya Agung, 1981.

Mahmud Yunus. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: Ridakarya Agung, 1978.

T.M Sumantri. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002.

Moh Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).

Conny Semiawan. et.al. Pendekatan Keterampilam Proses Bagaimana Mengaktifkan

Siswa dalam Belajar.Jakarta: Gramedia, 1990.

Ibrahim Bafadal. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara, 1992

1 komentar: